Rabu, 08 Januari 2014

road race

545879_2112398865251_725526745_n
Para rider…, Motor harian jenis sport di Indonesia sebenarnya ada banyak sekali yang bisa dipakai untuk balap, sebagai contoh adalah Kawasaki Ninja 150 2 tak dan Honda CBR 150 4 Tak, dan beberapa jenis varian yang lain. Beberapa motor jenis sport produksi masal di Indonesia sebenarnya layak turun di arena balap road race. Namun balap motor di Indonesia seolah tidak bisa dipisahkan dengan motor jenis bebek atau underbone. Pada kenyataanya balap sport tetap diminati, namun yang nampak kelihatan hanya di sirkuit Sentul Bogor saja. Meski gelaran road race di Jawa Barat masih melestarikan kelas sport standar 150 cc, namun untuk daerah lain animonya sangat kurang. Selera balap tiap-tiap daerah memang berbeda-beda, namun membiasakan balap di kelas sport, akan semakin mendekatkan kita dengan balap motor yang sesungguhnya.
Balap kelas sport jembatan balap internasional
Balap motor kelas sport memiliki seni tersendiri, yakni seni paha mengapit tangki pada motor. Inilah yang jadi pembeda paling nyata dengan balap pakai motor bebek. Semakin sering balap dengan motor jenis sport akan semakin mendekatkan kita dengan balap intenasional. Seperti yang kita lihat pembalap kita pun semakin naik jenjang dengan meninggalkan kelas bebek dan beralih ke kelas sport. Dan bukti nyata, banyak pembalap kita go internasional setelah beralih ke kelas sport. Yah.. memang tidak mudah  mengubah sistem balap di Indonesia.Tetapi yang harus disadari para pembalap di Indonesia adalah bahwa penjenjangan harus terus berlanjut hingga jenjang balap kelas dunia. Dan pembiasaan diri dengan balapan di kelas sport harus semakin dikembangkan, agar skil kita juga naik tingkatannya dan tidak melulu berkutat dengan balap di kelas bebek.[Rud]
Salam balap,
201206019_roadrace_1
Setelah sekian lama yamaha jupiter z langsiran tahun 2003 hingga keluaran tahun 2009 menguasai jagad road race nasional. Maka tim pabrikan garpu tala ini akan mewajibkan tim-tim balap yang disuport oleh yamaha ini untuk menggunakan jupiter keluaran terbaru yakni New Jupiter Z 115 maupun Jupiter z1 terutama untuk tim yang berlaga di indoprix. Memang para pembalap harus beradaptasi dengan motor jenis baru ini. Karena akan sedikit berbeda perlakuannya dibanding dengan Yamaha Jupiter Z 110. Yamaha Jupiter Z1 dari segi mesin tentu berbeda dengan Jupiter 110, terlebih di sektor rangka. Jupiter Z 110 telah merata di seluruh pelosok nusantara, ini telah menjadi bukti bahwa motor jenis ini seolah motor yang paling sempurna di kelasnya. Jika kita lihat di beberapa ivent road race di daerah, maka sudah bisa dipastikan bahwa kontestan di kelas 4 tak tune up 70 % lebih yang menggunakan Jupiter Z 110.
Tidak bisa dipungkiri bahwa Jupiiter Z 110 memang punya banyak keunggulan, baik dari segi rangka maupun mesin. Meski demikian, teknologi akan terus berkembang dan Industri sepeda motor juga terus melakukan inovasi, seiring dengan hal tersebut, para pelaku balap harus konsekwen dengan persyaratan dari pabrikan sepeda motor. Industri akan terus berjalan dan promosi harus juga mendukung kebelangsungan industri tersebut.
Image
Para rider sekalian… ini adalah yamaha jupiter z tahun 2003 yang dipakai di Yamaha Asean Cup pada tahun 2003. Dimana ada puluhan motor dengan spek sama, hanya setingan saja yang berbeda dari masing-masing tim. Saat itu Yamaha Asean Cup diikuti oleh beberapa negara yakni Indonesia, Malaysia, Thailand dan Philipina yang diselenggarakan di sirkuit Kemayoran. Dilihat dari fisiknya, Yamaha Jupiter langsiran 2003 ini modifikasinya sangat sederhana, lihat saja, kopling manual masih berada di sebelah kiri (maaf gak kelihatan heheh..) bukan karena belum maju teknologinya, tapi memang karena regulasi yang membatasi, semua peserta, motornya pun sama. Mesinnya pun tak mengalami banyak ubahan. Namun di tahun 2003 tersebut merupakan awal kebangkitan teknologi 4 tak di kancah balap road race nasional.
Kembali soal spek motor ini, bila kita lihat dari kaki-kaki, nampak ban Brigstone batlax nampak kekar melilit velg racing palang 6 Daici dari Thailand, velg ini sangat trend di era tahun 2003 hingga 2006. Harganya pun relatif murah yakni Rp.1.600.000an klo gak salah.. heheh.. maklum dah lama banget soalnya. Shock breaker menggunakan Daytona, serinya lupa tapi harganya inget, yakni 2,5 jt klo gak salah.
Ini juga merupakan tonggak sejarah motor balap nasional, karena dari lahirnya jupiter z ini kemudian banyak tim balap yang memakai motor ini sebagai pacuan mereka. Sampai generasi jupiter z 110 cc tahun terakhir yakni 2009, motor ini dijadikan motor balap paling banyak dipakai dan merata di semua region balap.
Ok sekian dulu rider… postingannya… sampe jumpa di tulisan berikutnya…
20130121_menujuarahlebihbaik_1
Balap motor khususnya road race di tahun 2013 ini akan lebih semakin berwarna dengan regulasi baru. Adapun regulasi baru tersebut diantaranya adalah tentang pembatasan tahun produksi motor yang dipakai balap yakni, motor-motor yang diijinkan untuk  balap di 2013 ini adalah produksi tahun 2008 ke atas atau 5 tahun ke belakang dari tahun sekarang. Namun itu baru usulan, belum ada keputusan pasti. Tentunya ini akan memberatkan para pelaku balap dari tim kecil yang harus riset untuk motor jenis baru. Seperti sekarang ini motor-motor balap sudah mulai riset pacuan dengan sistem injeksi. Nampaknya regulasi itu akan berbentuk nyata, karena sebagian besar tim pabrikan di tahun 2013 ini, telah menggunakan pacuan terbaru mereka. Salah satu contoh adalah tim yang didukung pabrikan berlogo yang mewajibkan penggunaan jupiter 115 terbaru, dan bukan lagi jupiter z burung hantu 2008 yang terkenal kencang di road race maupun dragbike itu.
Animo balap road race di pulau Jawa 2013
Jawa Barat
Acungan jempol layak ditujukan untuk Jawa Barat. Animo balap di daerah ini sangat besar, karena didukung oleh sarana dan prasaran yang memadai. Selain Sentul, Sirkuit permanen road race juga ada di Subang, Tasikmalaya, dan beberapa tempat untuk gelaran road race lainnya.
Jawa Tengah & DIY
Di era tahun 2000 an  balap road race Jawa Tengah sangat tersohor dimata publik. Jawa Tengah & DIY seolah menjadi kiblat balap nasional. Dimana di daerah ini telah melahirkan banyak pembalap nasioanl bahkan internasional. Salut buat jawa tengah, namun road race di Ja-Teng saat ini agak redup dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Jawa Timur
Meski punya sirkuit kenjeran, namun minat balap road race di daerah ini agak berkurang dari tahun ke tahun, mungkin era teknologi 4 tak yang semakin canggih dan mahal, masih menjadi kendala bagi para pelaku balap.
Meski road race tak seramai dulu, tapi semangat balap kita harus tetap berkobar.[Rud]
Image
Melengkapi kecintaan para rider pada dunia balap roda dua khusunya bagi pemirsa fanspage Road Race Indonesia, Admin sengaja membuat blog ini sebagai media pengetahuan tambahan bagai para rider sekalian. Dibilang penting atau tidak penting, pengetahuan dalam hal balap motor perlu admin bagikan agar kita semua tahu mengenai hobi kita yakni balap motor. Meskipun para rider sebagian bukan dari kalangan balap atau pun crew balap, tak ada salahnya megetahui seluk beluk balap motor yang ada di Indonesia. Balap motor sebagai sarana hobi maupun hiburan bagi yang melihatnya, tentu akan lebih menarik lagi jika mengetahui tentang apa saja fakta unik yang ada dalam balap motor di Indonesia. 
Sekedar ingin corat-coret saja, admin mencoba untuk berbagi pengetahuan kepada para rider semuanya. Mungkin admin bukanlah seorang penulis handal, namun sedikit ilmu yang admin bagikan semoga bisa bermanfaat untuk para rider semua. Tujuan lain dalam membuat blog ini adalah agar balap motor di Indonesia khususnya road race bisa tetap hidup dan semoga bisa memberikan dampak positif bagi perkembangan balap motor di Indonesia.
Beberapa komentar panjang para rider di Fanspage “Road Race Indonesia” juga akan dipublish di sini sebagai sumber referensi murni dan juga menjadi media berbagi pengetahuan tentang seluk beluk serta perkembangan balap motor di Indonsia.
Admin juga punya misi agar kita semua sebagai pecinta balap motor khususnya road race di Indonesia dapat menjalin sebuah keakraban serta kekeluargaan lewat media ini.
Salam Balap Indonesia …
Follow

Get every new post delivered to your Inbox.

Senin, 06 Januari 2014

drag race

dasar sejarah motor drag

Motor-motor ini tidak tampak seperti motor yang biasanya, sebagian besar bodinya tidak terpasang. Bahkan, bagian spare part motor ditaruh seadanya saja.
Motor ini memang tidak dilihat dari segi penampilannya, namun dinilai dari kemampuannya berpacu dalam arena balap.
Drag Races atau yang biasa juga disebut Trek-trekan adalah adu balap memacu motor melewati dua lintasan lurus sejauh seperempat mil antara 2 pembalap. Pemenangnya adalah yang memiliki catatan waktu paling singkat melewati garis finis.
Perkembangan Drag Races di Indonesia tidak secepat lomba motor lainnya seperti road race dan motorcross. Hanya beberapa daerah di pulau Jawa yang kerap mengadakan event perlombaan seperti ini.
Jarangnya event yang mengadakan Drag Races secara resmi membuat sebagian biker turun ke jalan dengan mengadakan balapan liar. Drag Races ini bahkan memiliki komunitasnya tersendiri, namun tidak ada wadah dalam ajang Internasional.

SISI LAIN BALAP MOTOR DRAG

SUARA knalpot sepeda motor yang mengganggu telinga meyeruak di tengah panasnya kota Bekasi akhir pekan lalu. Ratusan sepeda motor berjajar rapih dalam tenda-tenda yang didirikan disekitar kompleks perumahan. Salah satu akses jalan raya dalam perumahan itu pun ditutup.
Rupanya kelompok anak-anak muda tersebut akan bersiap mengadakan kontes adu kecepatan dalam trek lurus (drag bike). Motor-motor yang digunakan tampak asing, sebagian besar tidak memasang bodi motor. Bahkan, komponen sepeda motor lainnya seperti jok ditaruh seadanya saja.
Motor ini memang tidak dilihat dari segi penampilannya, namun dinilai dari kemampuannya berpacu dalam arena balap. Dua lintasan lurus sejauh seperempat mil digunakan untuk mengadu dua pebalap. Pemenangnya adalah yang memiliki catatan waktu paling singkat melewati garis finis.
Sekilas mengenai sejarah drag bike di Indonesia, tidak seperti lomba motor lainnya seperti road race dan motorcross, kompetisi ini seperti ada dan tiada. Awal kemunculan balapan ini pada tahun 1995-an. Namun kurangnya event dan jenjang internasional membuat, gemerlap drag bike kembali redup.
Jarangnya event yang mengadakan ajang balap secara resmi, membuat sebagian penghobi balapan jenis ini turun ke jalan dengan mengadakan balapan liar. Seperti yang dituturkan salah satu pelaku drag bike Dadan Priandana (31).
Menurutnya ajang balap jenis ini jarang sekali digelar, sementara persaingan gengsi antara pebalap liar drag bike semakin ramai. “Jarang drag race diselenggarakan di Bandung. Karena itu biasanya adu balap dilakukan di monumen perjuangan Bandung pada sore hari,” ujarnya.
Hingga dua tahun silam, drag bike mulai kembali ramai. Terlebih dengan masuknya tren baru drag bike kelas skuter matik (skutik). Begitu wabah skutik melanda, para pembalap liar dan pemodifikasi motorpun beralih pandangan.
Jika sebelumnya motor laki seperti Honda Tiger dan CB yang jadi basis andalan untuk terjun di kelas Free For All (FFA), dengan kemunculan skutik yang berbodi yang kecil, ringan dan bertenaga sangar ini spontan menjadi bintang untuk dijadikan pacuan.
Kapasitas mesin pun ditingkatkan, dari semula 125 cc menjadi 350 cc. Melihat perkembangan tren balap motor kelas matik ini, pihak penyelenggara optimis drag skutik banyak menuai peserta baru.
Puluhan juta pun rela digelontorkan penghobi balap ini, asalkan motornya jadi paling tercepat diantara para pesaingnya. seperti dilakukan Dadan untuk ‘mengorek’ (merombak mesin) Kawasaki Ninja miliknya, Dadan menghabiskan dana lebih dari Rp 10 juta. Sementara untuk skuter matik, dia bisa habiskan dana lebih dari Rp 20-30 juta.
Namun, permasalahan penghobi balap ini tidak sekedar wadah penyelenggaraan saja. Ini juga terkait dengan aturan penyelenggaraan dan jenjang prestasi internasional ajang drag bike ini bagi pebalap  Indonesia.
*Unsur Keamanan Ditanggalkan*

Salah seorang pemerhati dan penyelenggara yang sering mengelar ajang ini, Sigit Widiyanto dari Flip Motoracing Division (FMD) mengatakan tata cara perlombaan yang dibuat Ikatan Motor Indonesia (IMI) masih rancu. “Drag motor ini memang belum mapan seperti drag mobil. Sehingga masih banyak tata aturan lomba yang harus diperbaiki,” katanya.
Salah satu aturan yang kurang tegas diberlakukan menurut pengamatan Torsimax adalah perihal perlengkapan keselamatan balapan. Pada suatu ajang drag bike di Bekasi, Minggu (4/4) lalu terlihat banyak peserta hanya menggunakan helm tanpa wearpack lengkap untuk balapan.
“Terpenting peserta pakai helm dan jaket tebal saja, karena resiko balapan ini kecil tidak seperti pada ajang road race,” tukas Sigit yang juga berperan sebagai Ketua penyelenggara ajang balapan itu.
Sementara dari pihak pabrikan nampak enggan serius turun mensponsori ajang ini, karena ajang ini dinilai jenjang prestasi pebalap drag tidak jelas di kelas internasional. Seperti dituturkan Ari Wibisono, Motorsport Manager PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI).
“Kami (Yamaha Indonesia) sangat fokus membawa merah putih berkibardi dunia internasional. Tapi ajang drag bike jenjangnya ke internasional muter-muter dan terlalu jauh,” katanya.
Kesulitan itu akhirnya membuat pihak Yamaha hanya membantu bagi pihak-pihak yang ingin mengembangkan riset motor mereka untuk lebih cepat. Menurut penuturan Ari, Yamaha Indonesia juga sangat terbantu imej motor mereka, khususnya skutik mampu merajai kelas bergengsi drag bike di Indonesia.

“Walaupun kami tidak intens ke arah drag bike, tapi kami banyak membantu peserta ajang drag bike konsultasi atau mencari komponen drag yang mereka perlukan,” ungkapnya.
Suatu wadah untuk meminimalisir kegiatan balap drag bike liar, memang sungguh dibutuhkan. Tapi tanpa dukungan aturan, sponsor dan banyak pihak terkait, maka hasilnya akan sia-sia.